Senin, 21 September 2009

Kisah Senyuman Balik Mudik

berlalu kebahagian
meninggalkan senyuman anak dan istriku
sejenak mengenang
canda tawa
suka cita
malam dan malam
temani anak dan istriku
terelap tidur penuh kasih sayang
datang teman setiaku
nyamukpun tertawa segar
lelah makan darah anakku
sepi dikeheningan malam
menunggu esok pulang
meninggalkan anak dan istriku yang masih tersenyum
pergi dan menunggu
jalur yang kutunggu
sebuah angkutan desak bergelantungan
tubuhku terhimpit aroma tak sedap
lelah tak tertahankan
sejenak duduk tak beralas
suara dari belakang menghentakku
seorang kendektur tak punya mulut
berkata tak bermakna
kujalani dengan diam dan sabar
berdiri sampai tujuan
berakhir dengan tetap tersenyum
menuju pintu yang kurindukan
walau sepi tak ada senyuman anak dan istriku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar