Jumat, 25 Maret 2011

DIANTARA GURU DAN MESIN JARI

pengabdianku hanya guru tercipta,
seyuman dan harapan slalu ada dalam jiwaku
mendidik dan membimbing anak-anak dengan nafasku
kini,...
pengabdianku harus patuh pada mesin jari
yang dianggap sebagai tuhan,....

kehadiranku,
pagi dan sore pun kau anggap mati,
kau bukan tuhanku,
maka kesetiaanku hanya untuk orang banyak.

wahai,.mesin jari,...
yang selalu menghantui setiap langkahku
yang selalu mengatur waktuku,
hingga datang dan pulang
rasa gelisahpun slalu ada karena,
berharap jiwa ku hadir tuk mengabdi

hey mesin jari, apa agamamu,...
kewajibanku kau anggap tak berguna
hak ku kau telan dengan bisumu

saat mati listrik, kaupun mati
kau hilang,...ditelan waktu
tapi tetap saja kesaksianku mata dan jiwaku
kau anggap hilang,

begitu bangga para pengikutmu,
yang selalu menganggap kau benar benar nyata
kesaksianmu,..membunuh harapan ku
saat jasaku hilang,...
kau tertawa diatas penderitaan ku.

Hey mesin jari ,..
pergilah kau dari perasaan yang tertindas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar